Titisan
Luka
Terbuai,mengingat,terlena,
itu dalam
Muncul tidak
berundangkan
Bayang-bayang samar
seseorang hadir selalu
Rindu mencekik tak tau
adab
Tak dapat terhindarkan
Mungkin karna sorot
cahaya sepasang bola mata
Atau seutas senyumam
bibir
Dan gelak tawa tak
tertahankan
Mendebarkan hanya
dengan menyebut nama
Hanya sepihak rasa yang
tau
Mengapa harus aku,
padamu
Tak pula kau paham
mengapa daku
Ratusan kali kupungkiri
tak mungkin ada rasa
Bahkan benci aku oleh
dusta dan lakumu
Tetap saja dia
betahan,disini tak bergeming
Tetap kuterka, tetap
kurasa, tetap saja
Komentar
Posting Komentar