|
KARYA
TULIS ILMIAH
BAHAYA
ROKOK BAGI KESEHATAN
Disusun
oleh:
Vita
Nurkhasanah
Kelas
:
XII
Akuntansi 1
SMK NEGERI BATANGHARI
TAHUN PELAJARAN
2016/2017
LEMBARAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN
Oleh:
Vita
Nurkhasanah
Muara Bulian, 4 Maret 2017
Mengetahui,
Guru Pembimbing
Susaryanto S.pd
BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan
kepada khadirat Allah SWT,dengan rahmat dan karunianya penyusunan karya ilmiah dengan judul “Bahaya Merokok” telah
terselasaikan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita,panutan kita nabi besaar Muhamad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju jalan yang di terangi Iman
dan Ilmu pengetahuan.
Juga atas dukungan moral dan materi yang
diberikan untuk penyusunan makalah ini tak lupa kami ucapkan banyak
terimakasih.
Karya
Ilmiah ini disusun untuk memperluas ilmu dan pengetahuan mengenai bahaya
merokok yang di sajikan dari berbagai sumber.Tugas ini di susun bukan tanpa
rintangan,baik itu dari dalam diri penyusun maupun luar diri penyusun.Namu atas
pertolongan Tuhan yang Maha Esa tugas ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena status kami yang masih dalam tahap
belajar.Kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
rekan-rekan pembaca untuk menyempurnakannya.Semoga memberikann informasi bagi
para pembaca dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan.
Muara bulian, 2 Mare 2017
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti
yang kita ketahui rokok tidak asing lagi kita dengar dan kita lihat, kini
setiap toko atau warung sudah memperjual belikan rokok. Kebiasaan merokok
di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita
dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal,
berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok
sangat membahayakan kesehatan.
Bukan
hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di
hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan
sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko
kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit
mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif
maupun pasif.
Selain
itu hal ini juga dapat merusak kadar – kadar jati diri bangsa. Sekarang banyak
siswa yang mengkomsumsi rokok. Ini semua membuktikan bahwa rokok sudah
merajalela dikalangan masyarakat. Mengkomsumsi rokok juga dapat mengakibatkan
rusaknya mental masyarakat.
1. Apa saja bahaya yang ditimbulkan dari
zat kimia pada roko ?
2.Apakah yang melatarbelakangi
masyarakat menggunakan rokok ?
3. Bagaimana pengaruh rokok dikalangan masyarakat ?
4. Bagaimana upaya penanggulangan penggunaan rokok dikalangan masyarakat?
3. Bagaimana pengaruh rokok dikalangan masyarakat ?
4. Bagaimana upaya penanggulangan penggunaan rokok dikalangan masyarakat?
1.
Untuk mengetahui latar belakang
masyarakat menggunakan rokok.
2.
Untuk mengetahui pengaruh rokok
dikalangan masyarakat.
3.
Untuk mengetahui upaya penanggulangan
rokok dikalangan masyarakat.
1. Untuk
mengetahui dampak negatif terhadap rokok
dan mengetahui seluk – beluk rokok.
2. Menambah
wawasan tentang bahaya rokok.
3. Membantu
lebih kreatif.
4. Memahami
cara pikir ilmiah.
5. Membantu
siswa manambah pengetahuan.
6. Memperdalam
pelajaran.
7. Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah.Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lainnya.
Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
2.2 Sejarah Rokok
Manusia
di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa.Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.Tapi
berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.Abad 17 para pedagang Spanyol
masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Kebanyakan
perokok, yang jarang merokok, ataupun yang bisa menghabiskan 2 pack rokok
setiap hari, ingin berhenti merokok.Kita tahu bahwa disamping rasa rokok yang
enak, energi yang timbul setelah merokok, dan perasaan nyaman setelah menghirup
udara, ada keinginan untuk berhenti karena takut akan bahaya merokok atau hal
lain.
Takut
terkena kanker di kemudian hari, kolesterol meningkat, detak jantung tidak
beraturan, penyakit maag, hingga masalah penampilan seperti gigi menguning dan
nafas bau tembakau serta baju bau asbak.Alasan orang untuk merokok
bermacam-macam.
Jika
ditanya, hampir semua perokok ingin berhenti.Tetapi ini bukan perkara
gampang.Pemicu keinginan merokok bisa bermacam-macam, dan tiba-tiba datangnya.
Pada saat itu, orang yang sudah berhenti merokok selama 3 bulan sekalipun bisa
kembali merokok.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan
masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang
merokok“.
Setiap
kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap
lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan
racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok
mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri.Banyak penyakit
telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi
orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya
bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang
bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan
perokok pasif.
BAB III
METODE
a.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai sumber, antara
lain dari dokumentasi/tulisan (buku-buku, laporan-laporan, karya ilmiah dan
hasil penelitian) dan dari informasi internet yang berkaitan dengan kajian yang
laporan.
b. Data
Primer
Data yang diperoleh melalui hasil penelitian
langsung terhadap obyek yang diteliti. Data tersebut diperoleh melalui metode
wawancara dan observasi dari responden.
a. Riset
kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan
pustaka dari berbagai sumber, termasuk buku-buku yang menyangkut teori-teori
dengan masalah yang dibahas dan internet.
b. Riset
lapangan
Pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek
penelitian) secara langsung pada
masyarakat, khususnya remaja pengguna rokok yang ada di desa sungai buluh
kecamatan muara bulian dan sekitarnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
3 Maret 2017.
Dengan
langkah kerja :
1. Menentukan
objek penelitian
2. Melakukan
wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi
masalah
4. Merumuskan
masalah
5. Memberikan
solusi/simpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
Komponen
gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen
oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan
kresol.Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
Zat
yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.Kadar nikotin 4-6 mg
yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki
kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg
per batang.
Timah
hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi
20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akanmenghasilkan 10 ug. Sementara
ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per
hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2
bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.
Karbon
Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin
dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen
yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih
kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin.
Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan
perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15
persen. Berlipat-lipat.
Tar
adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok,
dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga
mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk
endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan
paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok,
sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
Merokok
dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru.Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan
kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).Pada saluran napas kecil, terjadi
radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan
lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan
kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan
antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir
ini.Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan
timbulnya kanker paru-paru.Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
Banyak
penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung
koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO
melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di
mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke.
Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat
penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen
(peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut.Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut.Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Telah
ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih
banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali
lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren
3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam
lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya
fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain
meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung
(miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf
simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.Selain
menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin,
meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen
jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Nikotin
juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.Nikotin
mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan)
ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin,
menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk
miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan
oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh
darah).
Dengan
demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah,
sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
Masyarakat
menggunakan rokok untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas dan
lain-lain. Masyarakat yang pada umumnya hanya mencoba karna sering menggunakannya
hingga susah untuk berhenti merokok.Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari
bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah
cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek,
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok
pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Adapun
pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan masyarakat adalah masalah
kesehatan dan keuangan. Masalah kesehatan tersebut yaitu, kanker, serangan
jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan janin.
Upaya-upaya
untuk menanggulangi agar masyarakat tidak merokok lagi yaitu, mengajarkan
kepada masyarakat cara hidup sehat, mengadakan penyuluhan tentang bahaya rokok,
dan sebagainya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Masyarakat
menggunakan rokok untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas dan
lain-lain.
b. pengaruh
yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan masyarakat adalah masalah kesehatan dan
keuangan. Masalah kesehatan tersebut yaitu, kanker, serangan jantung,
hipertensi, gangguan kehamilan dan janin.
c.
Upaya-upaya untuk menanggulangi
agar masyarakat tidak merokok lagi yaitu, mengajarkan kepada masyarakat cara
hidup sehat, mengadakan penyuluhan tentang bahaya rokok, dan sebagainya.
3. Harga
rokok sebaiknya dinaikkan, agar para perokok berpikir panjang untuk membeli
rokok yang sangat mahal.
4. Diutamakan
bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok.
5. Jika
sudah terlanjur menjadi perokok, berusahalah untuk berhenti secara perlahan.
Komentar
Posting Komentar